Waduk Rajui, Destinasi Wisata Baru di Pidie

Waduk Rajui, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie, Aceh

Dari Jendela kursi belakang driver, aku melihat mobil berbelok ke arah kanan. 

Penglihatanku kalah cepat dibanding ketangkasan Bang Saprol (nama panggilan) mengendarai roda empat ini.

Dia sudah mengusai medan dengan baik. Bukan hanya di Aceh Abang ini berlaga, naik turun dan kelokan jalanan di pulau Jawa pun sudah dikuasainya. Maklum saja, jam terbang dia keliling Nusantara beeeehhh, padat banget!!! Tak hanya piawai di jalan raya, Abang ini pernah memamerkan karyanya seninya di Luar Negeri loh... Wehhh #proudtobeIndonesian

Aku pun melewatkan tulisan dengan ukuran yang cukup besar yang ada di gapura penyambut pengunjung. 

Tidak ada yang berkomentar - kami berenam duduk tanpa seorang pun yang bertanya nama tempat atau daerah yang baru saja dilewati.  

Mobil melaju.

Sudah beberapa menit berlalu.  Namun, aku masih memikirkannya, tentang destinasi perjalanan kami. Mungkin ini tidak ada dalam daftar tempat yang kami tuju. 

Aku menoleh ke jok belakang, koper kami yang berjejer rapi, di atasnya tersusun persediaan ransum, air mineral botol yang sudah dikeluarkan dari kardus agar memudahkan untuk disimpan. Salah seorang travelmate-ku duduk di jok belakang. Kulihat, jari-jarinya sedang bermain pada layar telepon pintarnya. Tak lama kemudian, dia segera mengambil gambar dari balik jendela. 

Cuaca sedang cerah-cerahnya, saat kami berkunjung. Tidak ada kendaraan lain yang melintas. hhmmm hening dan sepi. Lalu lalang warga pun tak tampak. 

Pandangan aku layangkan lagi ke luar. Persis di luar jendela kiri - di sebelah gorong-gorong yang ditumbuhi rumput, berjejer pipa HDPE, bukan di bawah permukaan tanah melainkan di atas. Mungkin pekerja konstruksinya sedang beristirahat. Pohon-pohon, sebidang taman sebagai pemisah jalan. Hewan ternak berkeliaran di bukit tanpa pengembala.

Kecepatan mobil semakin berkurang hingga akhirnya behenti.

Bukan di lahan parkir. Melainkan tepat di kaki lembah Seulawah, depan hamparan air jernih yang memantulkan bayangan objek di atasnya. Akhirnya aku tahu, kami berada di Waduk Rajui, Padang Tiji, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidi, Aceh.

Sejenak kurasakan angin berhembus, hampir saja topi yang saya pake sebagai pelindung sinar UV melayang. Tak ada aktifitas di waduk ini. Dari jauh kulihat, seseorang dalam perahu kecilnya. Mungkin saja dia sedang mencari ikan atau dia akan menyeberang ke sebelah.


Jalanan berkelok menuju waduk

Waduk Rajui Selesai dibangun pada tahun 2016 lalu, waduk berkapasitas genangan 33,6ha diharapkan  mampu menampung air sebanyak 2,67 juta meter kubik. 

Penampungan air ini bertujuan untuk mengairi sawah penduduk, sehingga program swasembada pangan nantinya bisa tercapai. Dan penyediaan air baku pun bisa ditingkatkan, terutama saat musim kemarau. 

Karena belum difungsikan, tempat ini lebih terkenal sebagai objek wisata ketimbang sebagai bendungan. Pengunjung akan tampak berdatangan saat sore hari.  



Perbukitan kecil tempat mencari makan hewan ternak


Menuju Lokasi

Dari Bang Saprol, aku tahu tarip minibus dari Banda Aceh menuju waduk Rajui. 

50ribu per kepala. Turunnya di depan jalan besar. Belum ada akses transportasi umum menuju waduk. Pake motor hanya 15menit dari kota Pidie. Nah dari jalan besar tadi, butuh waktu hanya sekitar lima menit untuk sampai ke waduk ini. 

Alternatif lain, bisa menggunakan mobil kira-kira dua jam berkendara dari Banda Aceh dengan melewati jalan Nasional - jalan lintas Sumatera. Sejauh pengalaman saya, jalanan cukup baik kecuali untuk marka jalan masih minim. 

Selesai berswafoto, kami pun bersiap-siap melanjutkan perjalanan ke arah selatan.

Mungkin esok, seminggu lagi, semoga bisa. Aku akan bercerita kelanjutan perjalanan mengelilingi Provinsi paling barat Indonesia.

Kalian boleh saja meninggalkan komentar setelah membaca. Terima kasih 






Labels: , , ,