Meracik Cerita Manis di Negeri Sakura - Day1


"If you play the same club every week of every month, it's kind of boring. It's great that you can play one night in Brazil and one night in Japan, one night in Europe, and see the world. It's amazing what you see if you travel around the world" - Tiesto

Pertama-tama, maaf ye (buat diri sendiri) belum disiplin nulis, targetnya tiap minggu satu tulisan kelar, gilaaa dah lima minggu lebih baru nulis lagih :(  BUT  better late than none apalagi buat saya yang siangnya Nguli, malemnya baru Nulis. 

Teman-teman pernah ke Jepang? Ke mana sih kalian yang jawabannya "sudah pernah ke Jepang". 

Yang belum pernah atau sedang berniat ke Jepang, atau lagi bingung nentuin destinasi liburan seru bareng teman satu genk, wisata keluarga bahagia sejahtera, ato yang lagi pdkt cei cei...  Jika ada kesempatan berkunjung ke Jepang, kira-kira mau ke mana saja ?

Silah comment di forum ini !!!  


Saya kasih bocoran sedikit yah, tempat-tempat yang dikunjungi dengan durasi travelling sepuluh hari kalender, bonus pengeluaran selama di sana, walau tiap traveler punya standar sendiri dalam pengeluaran  bukan ? 

Kalian bisa cekidot detail ceritanya di tiap tulisan sesuai hari, sehingga ga kepanjangan bacanya. Oiya, untuk persiapan sebelum keberangkatan sengaja saya nulis terpisah, biar nanti pas nyari informasinya ga tumpang tindih.

Visa bagi yang belum memiliki Epassport (saya pribadi), beli JRPass, tiket pesawat, akomodasi, termasuk persiapan sandang selama di Jepang ada dalam tulisan panduan sederhana sebelum ke Jepang.


Shall we begin... 


Konichiwa from Narita

Lima puluh menit sebelum landing, Sang Kapiten dari ruang kokpit menginformasikan suhu di darat Bandara Narita, Tokyo sekitar 20 derajat celcius,  dan memberi semacam speech  Selamat  Datang di Jepang !!!

Setelah kurang lebih delapan jam mengudara, pesawat airbus dengan penerbangan langsung dari Cengkareng menuju Narita NH 836, akan mendarat. At glance batre hp dah 100%, harus cakep nih sebelum turun pesawat. heheh  

Dengan sigap, saya memeriksa arrival card dan formulir imigrasi, merapihkan meja, melipat selimut yang saya pakai. Window shade tinggal disetel dari tombol di bawah jendela,  dengan otomatis kaca jendela berubah menjadi lebih terang atau gelap sesuai kemauan kita.... widdiihh kereeeen.

Formasi pesawat ANA airlines yang saya tumpangi 3 - 3 - 3, saya satu-satunya penumpang merajai tiga bangku itu. esuatu banget..., untuk menghilangkan rasa jenuh, saya nonton 3 filem, dengerin koleksi musik dan membaca. Dari window seat nomer 16 K, saya sempatkan mengambil gambar interior pesawat dan video saat pesawat akan landing


Fasilitas Kelas Ekonomi ANA


Sebelum melaju ke konter imigrasi, botol air saya isi, karena setelah ini saya akan naik bis sekitar satu jam menuju Tokyo.  Stiker cilik "landing permission" mendarat cantik tepat di samping visa Jepang dalam passport hijau akuh. Declare card masih harus diserahkan ke imigrasi guna pemeriksaan selanjutnya. No Hassle at all...

Alhamdulillah proses imigrasi dan bagasi berjalan mulus.


Transportasi dari/ke Narita  - Tokyo


Loket Keisei Bus di Bandara Narita

Bandar udara Narita terletak 60 kilometer di timur Tokyo, agak lebih jauh memang dibanding Haneda. Narita dibangun pemerintah Jepang untuk mengatasi kepadatan penumpang di Bandara Haneda. Ada 3 terminal di Narita; Terminal 1 dan 2 adalah terminal keberangkatan dan kedatangan internasional dan domestik, sedangkan terminal 3 melayani penerbangan low cost carrier (LCC).

Saya turun di terminal 1, agak jauh di selatan. Terminal 2 dan 3 berdekatan letaknya. Jalur kereta JR dan Keisei line terletak di Terminal 1 dan 2, teman-teman harus berjalan kaki atau naik bus dari terminal 3 menuju terminal 2 jika hendak naik kereta ke Tokyo.

Tiket bus menuju stasiun Tokyo adalah 1,000 Yen, saya juga membeli subway pass 48jam seharga 1,200 Yen. ehh tanya kenapa saya naik bus ? karena JR pass belum saya aktifkan.


TIket Subway 48 Jam


Pukul 17:30 waktu setempat,  lembaran pertama perjalanan saya di tanah kelahiran Hidetoshi Nakata - heheh kenal ga ??? FYI dia itu pesepak bola asal Jepang.  

Menurut Host di Tokyo, saya naik bis ke stasiun Ginza lalu naik metro ke stasiun Hiro-o. Saya malah ke stasiun Tokyo. Pas di rumah saya baru tahu alasan dia menyarankan saya turun di Ginza, Tokyo Station is very huge and crowded !!!


Terminal 1, Bandara Narita, Tokyo

Konter Japan Wireless

Saya mencari information desk, setelah melewati Lobby Bandara mau nanya kantor pos. Mba-mbanya bening, ramah dan bahasa Inggrisnya fasih. Kantor pos ada di lantai 4 deket loket check-in ANA airlines, loket bus keliatan dari tempat saya berdiri. 

Kepentingan saya ke kantor pos untuk mengambil pocket wifi yang telah dipesan dari Jakarta. Japan wireless nama providernya. Hanya menyebutkan nama kita dan provider, petugas pos langsung mencari paket dan dalam hitungan kurang dari lima menit, amplop cokelat bertuliskan Erna Trisnawati dalam genggaman. 

Wow tahu gitu, saya pesan bus ke Tokyo yang jam 5, tapi ya sudahlah.. menunggu sekitar 30 menit sembari aktivasi wifi untuk berkomunikasi dengan Host di Tokyo.

Teman-teman yang hendak sewa wifi di Jepang, boleh memilih tempat pengambilan, ga harus di airport koq, untuk pengembaliannya cukup mudah, dalam amplop  ada lagi amplop khusus untuk pengiriman jika masa sewa telah berakhir. Tinggal masukkan ke dalam kotak pos. Di Jepang kotak pos mudah ditemukan. Salut yahh walaupun mereka terkenal dengan teknologi yang super canggih tapi tidak meninggalkan kantor pos...


Amplop pengembalian Pocket WiFi dan kotak pos


Pusat Hiburan

Tokyo memang pusat hiburan, segala jenis hiburan bisa ditemukan di sini; gedung pertunjukan, tempat pameran, ragam museum, lapangan terbuka dan tentu saja kedai minum. Di sudut jalan Shibuya, beberapa musisi jalanan jepang terlihat lincah memainkan alat musik sambil bernyanyi dalam bahasa Jepang tentunya. Sejenak langkah saya terhenti turut riuh bersama penonton lainnya, menikmati alunan lagu yang dimainkan. 

Tak jauh dari kelompok musisi itu, ada serombongan remaja berpasangan duduk manis di taman, sambil menikmati ice cream dan ada pula yang makan burger.

Bukan hanya mereka yang menghiasi Shibuya malam itu, ada juga seorang lelaki yang berkostum star war dan membawa pedang yang "menyala", hampir tiap orang yang melewatinya berhenti dan berfoto bersama.


Berfoto dengan Icon Star War  depan stasiun Shibuya


Shibuya Cross


Restoran deket Apartemen


Jejeran Shopping mall yang memajang beraneka barang branded, mulai dari produk kecantikan, fashion, elektronik hingga gadget kekinian, hhhmmm lumayan mahal harganya. Heheh Show me the Money.  Lautan manusia yang menyeberangi Shibuya Cross, hilir mudik transportasi mobil, kereta, dipadu gedung pencakar langit yang berhias kerlap kerlip lampu kota benar-benar membuktikan bahwa di Tokyo The City Never Sleep !!!

Setelah merasa cukup muter-muter Shibuya, cukup bikin pusying kepala, dan kaki sudah beras pegel, saya bergegas pulang. Pukul 22:30 saya kembali ke apartement, saya memutuskan untuk jalan kaki saja. Tokyo aman kan buat cewek solo travelling?  

Menurut  Suami  teman saya butuh sekitar tiga puluh menit berjalan kaki dari Shibuya menuju tempat tinggalnya, saya ingin membuktikannya dan itu ternyata benar sodara-sodara, setengah jam saya berjalan kaki sambil observasi sekeliling. 


From Queenstown, New Zealand to Tokyo, Japan

Selama dua malam di Tokyo, saya tidak mengeluarkan sepersen pun untuk biaya akomodasi. Pastinya senang dong  kalo dapat yang gratisan !!!! Biaya akomodasi di Tokyo dapat merogoh kocek yang cukup lumayan lho traveler.

Psssttt mau tahu ato mau tahu banget, kenapa bisa free ????

January 2017, saya satu pesawat dengan dua cewek Jepang, saat itu Air New Zealand menerbangkan kami dari Auckland menuju Queenstown. Singkat cerita, kami menjadi travel mate selama di Queesntown, berlanjut hingga tawaran menginap gratis di rumahnya.


Percayalah di luar sana, masih banyak Orang baik jika Anda Yakin !!!



Thank you for visiting please come again !!!!  Sampai Jumpa di Fujisan 

Labels: , ,